News Update :
Home » » Busi

Busi

Jumat, 25 Maret 2011 | 0 komentar

Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api didalam ruang bakar. Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar electrode yang dibangkitkan oleh ignition coil. Temperatur didalam ruang bakar dapat mencapai 2500 derajat Celcius dan tekanannya mencapai 50 kg/cm2. Tekanan serta temperatur yang sangat tinggi tsb harus mampu ditahan oleh busi. Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan electrode. Electrode biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome, mangan, silikon dll agar mampu menahan kondisi ekstrim sedangkan insulatornya berbahan dasar aluminia.Busi berfungsi sebagai penghubung pengapian ke ruang pembakaran dan memberi celah dimana bunga api ditimbulkan.
Busi pada umumnya beroperasi pada kondisi yang sangat berat, temperatur busi dapat mencapai kira-kira 2000C (Daryanto, 2002) selama langkah pembakaran (kerja). Yang kemudian akan dengan cepat menurun temperaturnya pada langkah hisap karena didinginkan dengan udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, perubahan dengan cepat dari panas ke dingin tersebut terjadi berulang-ulang kali pada setiap putaran poros engkol sehingga busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun mengalami perubahan temperatur dan tekanan. Berdasar kemampuan mentransfer panas, busi dibagi dalam dua tipe yaitu:

1. Panas.
Busi tipe panas adalah busi yang lebih lambat untuk mentransfer panas yang diterima. Cepat mencapai temperatur kerja yang optimal namun jika untuk pemakaian yang berat bisa terbakar. Biasa digunakan pada motor-motor standard untuk penggunaan jarak dekat.
2. Dingin.
Busi tipe dingin lebih mudah mentransfer panas ke bagian head cylinder. Biasanya digunakan untuk penggunaan yang lebih berat misalnya untuk balap atau pemakaian jarak jauh karena sifatnya yang mudah dalam pendinginan. Masing-masing produsen busi menerapkan nilai rating panas yang berbeda. NGK memberikan rating panas sampai dingin dengan nilai dari 2 ~ 11, Denso menetapkan rating dari 9 ~ 37 sedangkan Champion memberikan rating dari 1 ~ 25. Pada umumnya, pabrikan sepeda motor menggunakan busi dengan tipe medium misalkan untuk merk NGK menggunakan rating 6, 7 atau 8 dan untuk merk Denso menggunakan rating 22 atau 24 karena penggunaan oleh konsumen yang bervariasi.

Klasifikasi tipe busi ini didasarkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Jarak antara electrode tengah dengan insulator (ukuran volume gas).
b. Busi tipe panas mempunyai volume yang lebih besar.
c. Konduktifitas thermal insulator dan electrode
d. Konstruksi electrode
Dimensi gap pada ujung electrode Pemilihan tipe busi yang sesuai didasarkan pada:
a. Campuran bahan bakar yang digunakan Perbandingan kompresi.
b. Ignition timing (waktu pengapian)
c. Kualitas bahan bakar dan kadar oktannya.
d. Kondisi pemakaian seperti untuk balap atau pemakaian sehari-hari
e. Pola ulir pada kepala busi.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penggantian busi dengan tipe yang berbeda dari spesifikasi standard harus disesuaikan. Tipe busi dapat diketahui dari kode yang terdapat pada sisi insulator.
Dicontohkan satu kode busi Sebagai berikut :
BPR5ES-11 (NGK)
B : Menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : Menunjukkan tipe insulator
R : Tipe busi dengan resistor
5 : Tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : Panjang ulir (19 mm)
S : Tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
W24ES-U (Denso)
W : Menandakan diameter ulir busi (W ~ 14 mm)
24 : Tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : Panjang ulir (19 mm)
S : Tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : Konfigurasi gap busi

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda